Kompolnas Beri Para Dubes RI Buku Karya Irjen Dedi soal Radikalisme Terorisme

HEADLINE, TNI/POLRI64 Dilihat

Matamataparlemen.com – Kompolnas RI melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara dalam rangka memastikan pelaksanaan pemilu untuk WNI di luar negeri berjalan aman dan lancar. Kompolnas juga memberikan buku berjudul ‘Radikalisme Terorisme dan Deradikalisasi di Indonesia’ karya As SDM Polri Irjen Dedi Prasetyo ke beberapa Dubes RI di negara yang dikunjungi.

Buku itu diserahkan oleh anggota Kompolnas Mohammad Dawam. Dia menjelaskan buku itu diserahkan kepada para dubes untuk membawa pesan damai demi mencegah paham terorisme.

“Sebagai pesan damai melalui para diplomat bahwa pencegahan dan penanggulangan tindak pidana terorisme, radikalisme dan deradikalisasi salah satunya adalah dengan internalisasi dan implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” kata Dawam dalam keterangan tertulisnya, Jumat, (2/2/2024).

Dawam menekankan penerapan nilai-nilai Pancasila merupakan ujung tombak untuk mencegah berkembangnya paham serta aksi dari terorisme maupun radikalisme.

“Pancasila sebagai suplemen mencegah tindakan radikalisme ekstrem di Indonesia yang juga atas rekomendasi beberapa profesor dalam bedah buku di PTIK Jakarta, konsep Pancasila perlu dieksplorasi ke seluruh dunia,” ucap Dawam.

Buku itu diserahkan kepada di antaranya Wakil Duta Besar RI untuk Belanda, Duta Besar RI untuk Jerman, serta Atase Kepolisan Den Haag.

Irjen Dedi sebelumnya mengungkap bahwa buku tersebut mengabadikan kerja keras Polri dan pihak-pihak terkait dalam menangani terorisme di Tanah Air.

“Buku ini mengabadikan kerja keras Polri dan pihak-pihak terkait dalam menangani terorisme, mengupas tentang terorisme dan soft deradikalisasi untuk memperkaya pemahaman pembaca,” ujar Dedi.

Menurut Dedi, dibutuhkan intervensi untuk mencegah perkembangan paham radikalisme. Sebab, kata dia, Indonesia merupakan negara yang memiliki heterogenitas tinggi adanya intoleransi yang dapat melahirkan paham radikal dan dapat berujung pada aksi terorisme.

Dedi menyebut salah satu bentuk intervensi yang dapat dilakukan adalah pencegahan melalui pengembangan kearifan lokal yang kontra ideologi radikalisme dan terorisme.

“Untuk merealisasikan hal ini dibutuhkan kerja sama dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat,” imbuh mantan Kadiv Humas Polri tersebut.****

 

Komentar