Presiden Korsel: Ibu Negara terima tas mewah karena tak berhati dingin

HEADLINE, Luar Negri51 Dilihat

Mataparlemen.com – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa Ibu Negara Kim Keon Hee tidak mempunyai hati yang dingin sehingga tidak bisa menolak pemberian tas tangan mewah.

Presiden Yoon melalui wawancara dengan KBS TV, seperti dilaporkan Yonhap pada Kamis, menyampaikan bahwa tas tersebut diberikan sebagai manuver politik karena saat pemberian tas tersebut direkam melalui kamera tersembunyi di dalam jam tangan, dan rekaman tersebut baru dirilis tahun lalu menjelang tahun pemilihan.

“Fakta bahwa dia tidak bisa dengan dingin menolaknya adalah masalahnya, kalau bisa disebut masalah, dan itu sedikit disesalkan,” katanya.

Yoon yang untuk pertama kalinya bersedia membicarakan tuduhan mengenai pemberian tas mewah itu mengatakan bahwa yang terpenting bukan mengenai manuver politiknya, tetapi antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

“Yang penting bukanlah manuver politik, tetapi kami mengambil tindakan dengan lebih jelas sehingga hal seperti ini tidak terjadi lagi,” ucapnya.

Lebih lanjut Yoon mengaku mendapat tekanan yang semakin besar untuk mengatasi tuduhan seputar Ibu Negara, bahkan ketika kantornya menyimpan tas Christian Dior senilai sekitar 3 juta won (Rp35 juta) yang diberikan kepadanya oleh seorang pendeta keturunan Korea-Amerika pada September 2022 lalu.

Masalah tersebut dianggap sebagai beban bagi partai berkuasa Korsel menjelang pemilihan parlemen pada 10 April karena insiden tersebut terjadi setelah Yoon menjabat sebagai presiden pada Mei 2022.

Yoon mengatakan dalam suatu wawancara bahwa insiden itu terjadi ketika Yoon dan istrinya masih tinggal di unit apartemen pribadi mereka di selatan Seoul, tempat istrinya berkantor di ruang bawah tanah apartemen, sebelum pindah ke kediaman presiden yang baru.

Dia pun menyarankan pendeta mengunjunginya di kantor setelah mengaku memiliki hubungan dengan mendiang ayahnya dan bersikeras agar mereka bertemu.

“Mulai saat ini kami sudah pindah ke kediaman (presiden) tersebut, bukan hanya hal-hal seperti itu yang bisa dikelola dengan baik, tetapi saya kira kita harus jelas agar tidak menimbulkan salah paham, kegelisahan, atau kekhawatiran di kalangan masyarakat,” ujarnya.

Ketika ditanya mengenai rencana untuk menunjuk seorang inspektur khusus yang bertugas menyelidiki korupsi di kalangan anggota keluarga presiden atau untuk mendirikan kantor sekretaris pribadi Ibu Negara, Yoon mengatakan seorang inspektur khusus harus dipilih oleh Majelis Nasional, sementara kantornya sedang mempertimbangkan untuk mendirikan kantor untuk urusan Ibu Negara.***

Komentar