Mataparlemen.com – Perencanaan Pengelolaan air melaui kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU) diharapkan membuat proyek proyek pengelolaan air bisa difasilitasi. Hal tersebut diungkapkan Dirjen Pembiayaan Infrastuktur Kementerian PUPR, Hery Trisaputra Zuna di Jakarta.
Menurut Hery TZ, pembiayaan pengelolaan air dengan sistim KPBU adalah kolaborasi antara Pemetintah, Pemda, dan para Pelaku Usaha. Indonesia akan membuat pendanaan khusus untuk pengelolaan air seperti Indonesia Water Fund.
“Artinya pengelolaan dikhususkan untuk mereka, dan ini masih awal sekali, paling tidak flafon sudah terbentuk, dan sudah tersedia. Tantangannya adalah bagaimana menyiapkan proyeknya siap kita biayai dengan Indonesia Water Fund (IWF),” kata Hery pekan ini.
Hery mentarakan bahwa kriteria proyeknya harus layak, karena yang namanya Dana talangan, uangnya harus kembali dan dikelola kembali. KPBU Air akan segera disiapkan dan akan kita masukan dalam transaksi,ada irgasi coverage dan lainnya.
Hery mencontohkan seperti di Lombok NTB, Irigasi Merangin dan Bendungan Wodri dalam persiapan siap dilakkan transaksi. Kemudian di luar itu ada proyek proyek air minum dalam proses penyiapan seperti dari PT Moya.
CEO PT Moya, Mohamed Selim mengatakan , perusahaannya merupakan salah satu investor swasta dalam bidang infrastruktur air. “Saat ini kami sudah mengoperasikan infrastruktur air sebanyak 31 ribu berada di 11 daerah.” ujarnya.
“Dalam waktu dekat kami sedang tender di daerah Bandung, yang nantinya menghasilkan air bersih kurang lebih sekitar 1100 M kubik. Sejak tahun 2011 Moya sudah membantu pemerintah dalam bidang infrastruktur air, semoga Moya tetap dipercaya masyarakat dan pemerintah,”ujarnya.
“Intinya kita yakin bahwa jika kita bangun kolaborasi antara pemerintah ,lintas sektor dan komunitas , terkait dengan air bersih. Serta pengendalian banjir,sanitasi bisa tertangani dengan baik, dengan skema baru yang kita kenal dengan Global Water Fund (GWF).
Sistem pendanaan seperti Global Water Fund tentunya harus dengan perjuangan,karena tidak.mudah diterima terutama pada negara maju. ” Sekali lagi saya katakan ini spirit akan kita bawa ke World Water Forum (WWF) Bali, siapapun stake holdernya semoga lebih baik.’
Staf Ahli Khusus Kementerian PUPR Firdaus Ali mengatakan, WWF ke-10 di Bali digelar pada bulan Mei mendatang. Terkait kegiatan WWF di Bali nanti akan dibahas mengenai perubahan iklim, Irgasi, banjir, pengelolaan dan pendanaan air minum (Global Water Fund).***
Komentar